Rabu, 04 Maret 2015

Meninjau Lebih Jauh TRIK JITU MELAWAN EPIDERMAL MELASMA

KASUS EPIDERMAL MELASMA CUKUP SERING DITEMUKAN, NAMUN PERAWATANNYA TERGOLONG SULUT, KARENA PENYAKIT INI
 MUDAH KAMBUH KEMBALI. KINI ADA TRIK JITU YANG 
DAPAT DICOBA UNTUK MELAWAN 
EPIDERMAL MELASMA INI

Muncul melasma dan hiperpigmentasi pada kulit, terutama kulit wajah, mungkin akan menjadi mimpi buruk bagi siapa saja. Meski cukup sulit perawatannya, namun tetap akan diupayakan jalan keluar terbaik, salah satunya dengan penggunaan tranexamic acid.

EPIDERMAL MELASMA DAN HIPERPIGMENTASI

Melasma adalah penyakkit kulit yang ditandai dengan adanya hiperpigmentasi irreguler yang ukurannya variabel simetris. Melasma umumnya muncul di daerah predileksi, seperti sentrofasial (pipi medial, dahi, hidung, bibir atas, dan dagu). Melasma dapat berlangsung kronis lambat, dan tidak ada keluhan kecuali gangguan secara estetis.
Melasma epidermal merupakan bentuk melasma yang sering ditemukan. Pada bentuk ini, terdapat peningkatan melanin di lapisan epidermis, terutama di lapisan basal dan supra basal, sehingga warna kulit menjadi kecoklatan.

Ada beberapa faktor penyebab timbulnya epidermal melasma, mulai dari faktor genetik (keturunan), ras, sinar matahari, hormonal, kosmetik, obat oral, juga stress dan idiopatik. Epidermal melasma juga banyak ditemukan pada mereka yang tinggal di daerah tropis dan kulitnya sering terpajang sinar matahari. Faktor hormonal diantaranya adalah hormon progrestron, estrogen, MSH, dan tiroksin sehingga lebih sering terjadi pada masa kehamilan. Obat oral seperti klorpromazin, hidantoin, dan minosiklin juga harus diwaspadai. Sedangkan kosmetik, terutama yang mengandung tosensitizer olium bergamot, dan parfum dalam kosmetik wajah. Wanita lebih sering terkena masalah ini, dibandingkan pria, terutama wanita dalam masa reproduktif, yaitu 20-40 tahun. Selain beberapa faktor di atas, epidermal melasma juga lebih banyak dijumpai pada individu dengan warna kulit gelap.

Selain epidermal melasma, ada pula hiperpigmentasi, yaitu suatu keadaan bertambahnya jumlah melanin dalam sel epidermis, dermis atau keduanya. Sering juga disebut sebagai hipermelanosis bila keadaan tersebut terjadi akibat bertambahnya jumlah aktivitas melanosom. Melanoderma adalah hiperpigmentasi kulit yang terjadi akibat peradangan kulit.
"Hiperpigmentasi juga disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya genetik, gangguan nutrisi, dan aplikasi topikal zat kimia. Faktor genetik seperti venus pigmentosus, efelid (freckles), Mongolian spot, incontinentia pigmenti, nevus Okta, dan nevus Ito. Sedangkan gangguan nutrisi contohnya defisiensi protein dan kalori, pellagra, vitamin B12, dan asam folat. Untuk aplikasi topikal zat kimia, misalnya melanosis Riehl (pigmented cosmetic dermatitis), dan parfum kosmetik dengan pewangi.

Faktor penyebab lainnya juga perlu diwaspadai adalah obat oral, seperti fixed drug eruption, bleomisin, dexorubisi, klopromasin, hidroklortiazid, metasiklin, bismuth, merkuri, klofasimin, dan minosiklin. Sinar ultraviolet juga dapat memicu hiperpigmentasi, seperti pada melasma dan fotosentivitas. Faktor hormonal, seperti estrogen, progresterone, dan MSH pada melasma. Hati-hati pada masalah inflamasi, seperti hiperpigmentasi pada inflamsi, Morbus Hasen dan Sifilis. Seperti pada kasus melasma, kasus hiperpigmentasi juga lebih banyak dialami oleh wanita pada usia reproduktif, yaitu 20-40 tahun. 

KASUS YANG SULIT

Kasus melasma dan hiperpigmentasi memang cukup sulit untuk dirawat, karena penyakit ini mudah untuk kambuh kembali setelah sembuh. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit ini. Di samping itu, pasien sering kali tidak patuh dan tidak disiplin dalam melakukan pengobatan dan pencegahan. 
"Penatalaksanaan melasma dan hiperpigmentasi harus mencakup pencegahan dan pengobatan. Penderita perlu mendapat penjelasan bahwa tidak semua bercak hiperpigmentasi responsive terhadap pengobatan. Hiperpigmentasi yang berkaitan dengan penyakit sistemik, misalnya gangguan endokrin, gangguan metabolik, defisiensi nutrisi, dan lainnya, harus disertai dengan pengobatan terhadap penyakit asalnya. Adakalanya, pengobatan harus dipertahankan terus menerus akibat penyebab penyakitnya tidak dapat dihindari. Beberapa cara pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan yang bisa dilakukan adalah pengobatan topikal seperti hidrokuinon, asam azeleat, asam alfa hidroksi, asam kojic, lico rice, arbutin, dan tranexamic acid. Tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah chemical peeling.

TRANEXAMIC ACID

Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu pengobatan tropikal yang digunakan untuk mengatasi masalah melasma dan hiperpigmentasi adalah tranexamic acid. turunan sintesis dari asam amino lisin. Tranexamic acid merupakan inhibitor plasmin yang digunakan secara klinis untuk profilaksis dan pengobatan perdarahan yang disebabkan oleh fibrinolysis yang berlebihan. Selalin itu tranexamic acid juga memiliki efek lain, yaitu sebagai anti-pigmentasi dan anti-inflamasi.

Selain tranexamic acid, pengobatan tropikal ini juga dikombinasi dengan Natural Moisturising Factors (NEF) complex, seperti morus alba bark extract, ligustrum lucidum fruit extract, chammomile recutita flower extract, pinus pinaster bark extract yang berfungsi sebagai agen pelembab dan antioksidan yang kuat. Ada pula kombinasi niacinamide, yaitu vitamin B3 untuk menghambat sintesis melamin dan reaksi abnormal dari sel sekaligus untuk membantu meningkatkan produksi kolagen setinggi 45%. Untuk menghabat aktivitas tyrosinase dan menghambat sintesis melainkan dengan cara menghambat MITF yang diproduksi dari dalam nukleus sel, pengobatan topikal ini juga dilengkapi dengan vitamin peptide. Tambahkan lainnya adalah mandelic acid, yaitu ekstrak dari buah nanas untuk membantu meningkatkan periode "skin turnover"  ekstrak dari tanaman yang memiliki properti seperti shooting yang amat kuat, fungsinya sama seperti hydrocortisone, namun tanpa efek samping.

Kelebihan tranemix acid dengan bahan-bahan anti-pigmentasi lainnya, selain karena lebih aman, juga tidak menyebabkan iritasi, dan tidak berisiko menyebabkan hiperpigmentasi pasca inflamasi. Penggunaan bahan ini dapat dipertimbangan untuk terapi melasma yang refraktor terhadap anti pigmentasi yang lain.

Terapi tranexamic acid pada melasma dapat diberikan secara oral, injeksi intradermal, dan topikal. Diantara ketiga cara tersebut, pemberian secara topikal yang palinga aman dan hampir tidak menimbulkan efek samping. Walaupun injeksi tranexamic acid intradermal lebih invasif, namun efek sampingnya terjadi lebih ringan daripada tranexamic oral. Pemberian tranexamic acid secara oral harus berhati-hati pada pasien dengan penyakit jantung, penyakit serebrovaskuler, dan pada penggunaan hemokoagulan lainnya. juga tidak boleh diberikan pada pasien tromboembolik dan hipersensitif terhadap tranexamic acid. Efek samping yang ditimbulkan pada pemberian tranexamic acid secara oral adalah nyeri dada, demam, syok hemoragi, urtikaria, mual, muntah, peningkatan SGOT dan SGPT, asma, artritis, dan reaksi elergi. 

MENCEGAH EPIDERMAL MELASMA DAN HIPERPIGMENTASI
  • Saat melakukan kegiatan seharian seperti bekerja, rekreasi dan sebagainya, sebaiknya menghindari langsung pajanan sinar matahari pada kulit.
  • Gunakan selalu tabir surya dengan cara yang tepat
  • Gunakan kosmetik yang sesuai agar tidak mengganggu pengobatan atau menambah parah permasalahan.
  • Jagalah kesehatan secara umum untuk mencegah timbulnya penyakit yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan hiperpigmentasi.



Sumber : Majalah aesthetic
Untuk pencegahan Epidermal Melasma dan Hiperpigmentasi
Info lebih lanjut hubungi:
WA :085247214286






Tidak ada komentar:

Posting Komentar